Rabu, 07 Januari 2009

Isu Skenario Mega Mundur dari Capres Bila PDIP Kalah

Jakarta - PDIP sudah jauh-jauh hari mencalonkan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden 2009. PDIP optimistis akan memenangkan pemilu 2009. Namun, bagaimana bila PDIP tidak menjadi nomor satu dalam pemilu legislatif? Ada isu, Mega akan mundur dari calon presiden (capres).

Isu ini sudah jadi bahan pembicaraan para politisi, termasuk politisi internal PDIP. Isu muncul, salah satunya karena saat ini PDIP belum bisa dan belum berani menentukan calon wakil presiden, pendamping Mega. Hal ini dinilai sebagai bukti bahwa PDIP sebenarnya tidak yakin bisa menjadi pemenang pemilu legislatif.

Apalagi saat ini survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan tingkat keterpilihan PDIP merosot tajam. Terlepas adanya tudingan bahwa survei LSI ini pesanan parpol tertentu, namun bisa jadi ini adalah lampu kuning buat PDIP. PDIP hanya berada di nomor dua, dikalahkan Partai Demokrat (PD).

Seorang sumber detikcom menceritakan diusungnya Megawati sebagai capres sejak jauh-jauh hari ini dilakukan dengan asumsi bahwa PDIP memenangkan Pemilu. Sebab, ada anggapan capres pemenang Pemilu paling cocok sebagai presiden terpilih. Megawati konon juga mensyaratkan, dia mau jadi capres, bila PDIP menang Pemilu.

Lantas bagaimana bila PDIP benar-benar hanya menempati nomor 2 atau nomor 3 dalam Pemilu legislatif? Kabarnya, Mega punya skenario lain: Mega mundur dari capres dan PDIP akan memilih posisi wapres dalam koalisi dengan parpol yang dibangunnya.

Bila PDIP hanya menempatkan cawapres, tentu bukan Mega yang akan diusung. Mega adalah harga mati untuk capres. Calon kuat yang akan diusung Mega dan PDIP sebagai cawapres, disebut-sebut adalah Puan Maharani, putri Megawati. Saat ini, Puan yang menjabat sebagai salah satu ketua DPP PDIP terus ditempa dengan kesibukan-kesibukan politik yang digelar PDIP. Dia akan menjadi bintang baru keturunan Soekarno.

Puan Maharani yang kini menjadi caleg PDIP untuk DPR dari Dapil Jawa Tengah V selalu berada di samping Mega untuk acara-acara penting. Beberapa waktu lalu, saat bertemu Surya Paloh, Megawati juga didampingi Puan dan Taufiq Kiemas. Hari ini, Selasa (6/1/2009), misalnya, Puan juga akan mendampingi Megawati untuk tour keliling Sulawesi.

Bisa saja Puan akan didampingkan dengan calon presiden dari parpol pemenang Pemilu atau dari parpol besar lain yang memiliki daya jual. Bisa saja dengan Partai Golkar atau Gerindra yang kini menjadi bintang baru. Meski Golkar kabarnya sudah mengikat janji dengan Partai Demokrat untuk memasangkan JK sebagai cawapres SBY lagi, namun bisa saja Golkar berubah haluan. Tokoh Golkar seperti Surya Paloh atau Sri Sultan bisa jadi kuda hitam.

Namun, bila benar-benar PDIP kalah dan mematok cawapres, tentu partai pemenang Pemilu 1999 ini memiliki posisi tawar yang tinggi. "Ini strategi jangka panjang, agar kader kami bisa mendapatkan kursi presiden tahun 2014," tutur seorang politisi muda dari PDIP. Singkatnya, Puan bisa jadi diajukan sebagai cawapres 2009, namun akan didorong menjadi calon presiden 2014.

Benarkah isu mengenai Mega yang akan mundur dari capres bila PDIP kalah dan digantian Puan Maharani sebagai cawapres? Ketua Bapilu DPP PDIP Tjahjo Kumolo membantah keras isu ini. Apa pun hasil pemilu legislatif, PDIP akan tetap konsisten mengusung Megawati sebagai capres. "Bagi PDI Perjuangan, Megawati sebagai capres sudah final," kata Tjahjo saat dihubungi detikcom.
sumber: detikcom