Jumat, 16 Januari 2009

Deklarasi Capres Bugiakso Akan Dihadiri 500.000 Orang

Sekitar 500 ribu massa akan menghadiri deklarasi calon presiden (capres) Bugiakso yang kini menjabat Ketua Umum lembaga Jenderal Sudirman Center (JSC) dijadwalkan digelar di Mounmen Jogja Kembali, Yogyakarta, 1 Februari 2009.

"Memang kami sudah mengetahui deklarasi tersebut akan dihadiri simpatisan Bugiakso dari berbagai wilayah yang berjumlah kurang lebih 500 ribu massa. Sekarang panitiapun kewalahan mempersiapkan tempat deklarasiitu," kata Sekjen JSC Noor Ahmad Afandi kepada pers di Jakarta, Kamis.

Kesediaan Bugiakso yang juga cucu Panglima Besar Jenderal Soedirman itu kini mendapat dukungan sejumlah parpol peserta Pemilu 2009, seperti Partai Kedaulatan, Partai Merdeka dan Partai Buruh.

Afandi menjelaskan, dalam acara deklarasi tersebut akan dikemas dalam gerakan kebudayaan, mendengarkan tausiyah dari para kiayai dan orasi politik dari tokoh se-Indonesia.

"Rencananya deklarasi akan diadakan di kediaman Jenderal Soedirman di Jalan Timoho, Yogyakarta. Namun melihat antusias masa yang akan datang ke acara deklarasi itu, maka dipersiapkan tempat alternatif di seperti di Monumen Jigja Kembali, Yogyakarta yang mampu menampung 500 ribu massa," katanya.

Pada kesempatan terpisah, Bugiakso mengatakan, pihaknya memilki beberapa program yang akan diandalkan untuk membawa perubahan bangsa ini ke arah yang lebih baik.

"Ada tiga hal penting yang menjadi prioritas saya kedepan, yakni masalah ketahanan pangan, distribusi, masalah kesehatan," ujarnya.

Rencanya deklarasi Bugiakso tersebut akan dihadiri oleh sejumlah tokoh politik seperti Amien Rais, Sri Sultan HB X, Prabowo Subianto, Wiranto, Akbar Tandjung, Kiyai Langitan dan sejumlah mantan aktifis 1990-an se-Indonesia.(*)

Deklarasi Capres Bugiakso Akan Dihadiri 500.000 Orang

Sekitar 500 ribu massa akan menghadiri deklarasi calon presiden (capres) Bugiakso yang kini menjabat Ketua Umum lembaga Jenderal Sudirman Center (JSC) dijadwalkan digelar di Mounmen Jogja Kembali, Yogyakarta, 1 Februari 2009.

"Memang kami sudah mengetahui deklarasi tersebut akan dihadiri simpatisan Bugiakso dari berbagai wilayah yang berjumlah kurang lebih 500 ribu massa. Sekarang panitiapun kewalahan mempersiapkan tempat deklarasiitu," kata Sekjen JSC Noor Ahmad Afandi kepada pers di Jakarta, Kamis.

Kesediaan Bugiakso yang juga cucu Panglima Besar Jenderal Soedirman itu kini mendapat dukungan sejumlah parpol peserta Pemilu 2009, seperti Partai Kedaulatan, Partai Merdeka dan Partai Buruh.

Afandi menjelaskan, dalam acara deklarasi tersebut akan dikemas dalam gerakan kebudayaan, mendengarkan tausiyah dari para kiayai dan orasi politik dari tokoh se-Indonesia.

"Rencananya deklarasi akan diadakan di kediaman Jenderal Soedirman di Jalan Timoho, Yogyakarta. Namun melihat antusias masa yang akan datang ke acara deklarasi itu, maka dipersiapkan tempat alternatif di seperti di Monumen Jigja Kembali, Yogyakarta yang mampu menampung 500 ribu massa," katanya.

Pada kesempatan terpisah, Bugiakso mengatakan, pihaknya memilki beberapa program yang akan diandalkan untuk membawa perubahan bangsa ini ke arah yang lebih baik.

"Ada tiga hal penting yang menjadi prioritas saya kedepan, yakni masalah ketahanan pangan, distribusi, masalah kesehatan," ujarnya.

Rencanya deklarasi Bugiakso tersebut akan dihadiri oleh sejumlah tokoh politik seperti Amien Rais, Sri Sultan HB X, Prabowo Subianto, Wiranto, Akbar Tandjung, Kiyai Langitan dan sejumlah mantan aktifis 1990-an se-Indonesia.(*)

Senin, 12 Januari 2009

Ada banyak Jawaban untuk sebuah solusi

Masa depan selalu menginginkan sikap tegas untuk bertindak dalam arah yang meningkatkan kualitas hidup kita di segala aspek. Kadangkala ada begitu banyak jawaban untuk sebuah solusi, tapi orang - orang tidak berani bersikap untuk memilih sebuah jawaban terbaik untuk sebuah solusi tepat guna. Orang selalu lupa diri bahwa hidup itu memerlukan antisipasi terhadap semua persoalan penting hari esok, memerlukan kreatifitas untuk mencari solusi terbaik buat hari esok, memiliki inovasi untuk menghasilkan masa depan yang cemerlang, memiliki semangat juang tinggi untuk selalu unggul dan menang atas semua situasi buruk, dan memiliki niat suci untuk memberikan terbaik buat hari ini dan masa depan.
Sering sekali orang - orang terjebak dalam perang opini dan wacana yang tak menghasilkan sebuah jalan keluar. Semua orang dengan kaca mata masing - masing secara kaku mempertahankan ide dan konsep mereka sebagai yang terbenar. Padahal mereka lupa bahwa hampir selalu ada lebih dari satu jawaban yang tepat untuk sebuah solusi jitu. Tidak ada satu hal pun dalam hidup ini bersifat mutlak. Oleh karena itu, semua orang harus memiliki tanggung jawab untuk memilih satu solusi terbaik, daripada berwacana dengan cara sikut kiri sikut kanan yang mengakibatkan timbulnya gejolak dan kebingungan, seharusnya orang - orang pintar harus membantu mengurangi rasa bingung dengan cara memiliki niat baik untuk menerima sebuah solusi atas rasa tanggung jawab tinggi.
Saya ingin mengambil potret kehidupan kota Jakarta sebagai sebuah ilustrasi dari realitas tentang ada banyak jawaban untuk sebuah solusi. Ada dua hal terpenting dan sangat mendesak untuk harus dituntaskan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, yaitu banjir dan kemacetan jalan raya. Persoalan banjir dan kemacetan jalan raya di Jakarta telah diramalkan, diantisipasi, dan dipahami sejak puluhan tahun lalu, tetapi tidak ada sikap tegas untuk menindaklanjutkan semua ramalan, antisipasi, dan pengetahuan yang ada. Seolah-olah semua orang takut bergerak dan tak memiliki niat suci untuk mengatasi dua masalah yang sangat penting tersebut. Para pemimpin terlihat lebih dikendalikan oleh pro-kontra terhadap kebijakan yang baru diambil, dan tidak ada yang mau mengerti tentang permasalahan yang sangat serius tersebut. Semua orang ramai - ramai saling berbicara sambil melemparkan energi negatif ke mana - mana, dan tidak ada niat untuk ramai - ramai bergotongroyong mengatasi permasalahan yang ada.
Semua kondisi ini disebabkan oleh para pemimpin yang tidak memiliki sikap tegas dalam melakukan sebuah tindakan, yang membawa manfaat buat masa depan yang lebih baik. Mungkin saja untuk hari ini semua orang harus menderita dan merasa lelah untuk berbuat apa pun, tetapi bila ada solusi masa depan yang cerah, penderitaan hari ini hanyalah bersifat sementara, dan di masa depan segala penderitaan dan kebingungan hari ini akan ditebus dengan rasa nyaman dan aman. Sudah sewajarnyalah semua orang melihat hari esok yang lebih cerah dengan kerja keras dan pengorbanan di hari ini. Para tukang kritik juga seharusnya memiliki hati dan logika berpikir yang berniat baik, janganlah semua gerak dilihat dan dibaca dari prasangka buruk, tetapi lihatlah semua upaya dari hati terbaik. Tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini, semua hal memiliki risiko masing - masing, dan besarnya kadar risiko yang merugikan haruslah dikendalikan dan dijinakan secara tepat.
Kekuatan mental dari seorang pemimpin sangatlah menentukan nasib dari sebuah situasi dan kondisi, bila pemimpin takluk kepada opini dan wacana yang membingungkan semua orang, dapat dipastikan pemimpin tersebut akan mengakhiri masa jabatannya tanpa menghasilkan sebuah solusi yang bertanggungjawab terhadap semua persoalan penting tersebut. sikap tegas dan berani dari seorang pemimpin sangat menentukan tentang sukses tidaknya sebuah realitas buruk menjadi realitas yang cemerlang. Pemimpin adalah pemegang kunci sukses, dan sekarang semuanya berada ditangan pemimpin, apakah kunci sukses tersebut akan dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk menata dan memperbaiki semua permasalahan buruk yang ada?, atau kunci tersebut hanya disimpan dalam brangkas besi supaya tidak dicuri oleh orang lain.
Tugas terpenting dari pemimpin adalah menemukan sebuah jawaban terbaik untuk sebuah solusi, dalam upaya konsisten untuk mengatasi semua keadaan buruk menjadi keadaan terbaik. Pemimpin haruslah menanggalkan semua ego pribadi, dan harus berani melangkah seperti seorang pemenang yang siap menaklukkan semua situasi terburuk. Pemimpin tidak dilahirkan untuk menjadi bimbang dan takut dengan berbagai risiko akibat sebuah keputusan beraninya. Pemimpin tidak melihat untung rugi buat posisi dirinya, tetapi dia seorang pejuang yang melihat hari ini untuk kebaikan hari esok. Pemimpin tidaklah boleh hidup dalam sebuah dilema, tetapi pemimpin harus hidup dalam sebuah ketegasan dan keberanian untuk menjawab semua situasi dan kondisi yang ada, dengan mempertaruhkan segala kehormatan dan kekayaan dirinya.
Ada banyak jawaban untuk sebuah solusi haruslah bisa dipahami oleh banyak orang, agar tidak ngotot beropini untuk memaksakan ide mereka yang dipilih pemimpin dalam menuntaskan semua masalah. Para pemimpin haruslah memiliki sikap dan niat yang konsisten untuk berbuat terbaik buat orang banyak, dan para pemimpin juga harus bisa melatih dan merawat syaraf - syarat akal sehat dan logika agar tetap berfungsi secara optimal dalam melihat semua persoalan dan permasalahan secara total.
Pemimpin tidaklah perlu bermain kata - kata yang tidak perlu, tetapi lebih baik bersikap tegas dalam berbagai tindakan untuk menghasilkan kualitas hidup yang selalu meningkat ketaraf kesempurnaan buat kualitas kehidupan dari banyak orang. @ 2008-09-26 12:10:50

Minggu, 11 Januari 2009

Popularitas Tokoh Muda Rendah

Jakarta - Populritas tokoh muda masih rendah untuk menjadi calon presiden dalam pemilu 2009. Sebaliknya, publik masih memilih tokoh senior seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati, Prabowo Subianto, Sri Sultan Hamengku Bowono (HB) X dan Wiranto.
Hal itu berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang disampaikan Direktur Eksekutif LSN Umar S. Bakry kepada SH di Jakarta, Sabtu (8/11). Survei berlangsung tanggal 6-24 Oktober 2008 dengan 1.230 responden yang tersebar di 33 provinsi.
Dari sejumlah tokoh muda, Andi Mallarangeng dan Rizal Mallarangeng yang memiliki rating kepantasan cukup tinggi untuk menjadi presiden. Andi dinilai pantas oleh 30 persen publik, sedangkan adiknya, Rizal meraih 20,9 persen tingkat kepantasan. Meski demikian, angka itu masih jauh di bawah tingkat kepantasan tokoh senior seperti Yudhoyono, Megawati, Prabowo,Wiranto dan Sri Sultan HB X yang mencapai tingkat kepantasan di atas 50 persen.
Sedangkan, tokoh muda yang mendeklarasikan dan mengiklankan dirinya sebagai capres seperti Fadjroel Rachman dan Yuddy Chrisnandi, ternyata belum mampu meraih tingkat kepantasan yang tinggi. Fadjroel hanya dianggap pantas untuk menjadi presiden oleh 8,5 persen. Sedangkan, Yuddy hanya dianggap pantas oleh 8 persen responden. Hal itu tidak jauh berbeda dengan jumlah yang diraih Menteri Olahraga dan Pemuda, Adyaksa Dault, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring.
Umar Bakry menilai, Indonesia kini sedang mengalami krisis ketokohan di kalangan kaum muda. Setidaknya, ada dua faktor utama yang menyebabkan tokoh muda belum dianggap pantas untuk menjadi Presiden. Pertama, partai politik sebagai satu-satunya kendaraan politik belum memberi peluang bagi tokoh muda untuk tampil capres. Kedua, kebanyakan tokoh muda yang ingin tampil sebagai Presiden belum memiliki track record dalam bidang pemikiran dan pergerakan yang berdampak luas bagi bangsa dan negara. (cr-5)
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0811/08/pol06.html


Obama: Hidayat Nur Wahid Tokoh Muda Cemerlang


PKS Partai Keadilan Sejahtera Menuju Pemilu 2009

Hidayat Nur Wahid Tokoh Muda Cemerlang Dan Pemimpin Baru bagi Indonesia

"Di Mata Obama, tokoh PKS ini adalah pemimpin baru untuk Indonesia. Ia sederhana Dan cerdas," ujar Obama sebagaimana dituturkan Inung Nugroho, wartawan ABC, Australia.

Warnaislam.com — Presiden Barack Hussein Obama menilai, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid adalah tokoh muda yang cemerlang Dan pemimpin baru bagi Indonesia."Di Mata Obama, tokoh PKS ini adalah pemimpin baru untuk Indonesia. Ia sederhana Dan cerdas," ujar Obama sebagaimana dituturkan Inung Nugroho, wartawan ABC, Australia

Presiden Barack Hussein Obama menilai, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid adalah tokoh muda yang cemerlang Dan pemimpin baru bagi Indonesia."Di Mata Obama, tokoh PKS ini adalah pemimpin baru untuk Indonesia. Ia sederhana Dan cerdas," ujar Obama sebagaimana dituturkan Inung Nugroho, wartawan ABC, Australia.

Inung menjelasakan, komentar itu meluncurkan dari mulut Obama ketika IA menyelenggarakan acara talk Shaw pada 2004 yang dihadiri Obama-saat itu IA masih sebagai senator- para tokoh partai politik, pengamat, Dan United Nation Development Programme (UNDP).

Menurutnya, Obama terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS) lantaran IA berguru dari kepribadian Hidayat Nur Wahid. "Obama melihat mantan Presiden PKS ini sederhana, pintar, Dan visi kenegaraannya bagus. Obama belajar dari pribadi Dr. Hidayat Nur Wahid," kata wartawan yang juga seniman ini.

Sosok Dan pemikiran Hidayat, sambung dia, kini dibutuhkan Indonesia sebagaimana Obama dibutuhkan AS. "Muda, energik, Dan mampu memelihara kerukunan bangsa," tegasnya.

Pandangan serupa disampaikan seniman senior Solo, Agus Sunaryo Damarhusada, saat peluncuran Dan pelantikan “Sahabat Hidayat”, di Gedung Wayang Orang Sriwedari, Solo, Senin 29 Desember 2008. Menurutnya, Hidayat merupakan tokoh bangsa yang sederhana. Dari kesederhaannya itu adalah keistimewaannya. "Tiada keistimewaan melainkan kesederhaan. Tiada kesederhaan melainkan keistimewaan. Bapak Hidayat Nur Wahid itu orangnya sederhana, tinggal memperbanyak sahabatnya," ujarnya.

Ayah tiga anak ini mengaku bukan anggota Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tapi sebagai warga negara, IA merasa kagum dengan kehadiran Hidayat di panggung politik. "Ia bersih Dan patut memimpin negeri ini. Negara Dan bangsa ini menjadi sejahtera, susah, aman, damai, konflik, Dan sebagainya tergantung pemimpinnya," imbuhnya. (Saifuddin)

Obama: Hidayat Nur Wahid Tokoh Muda Cemerlang

PKS Partai Keadilan Sejahtera Menuju Pemilu 2009

Hidayat Nur Wahid Tokoh Muda Cemerlang Dan Pemimpin Baru bagi Indonesia

"Di Mata Obama, tokoh PKS ini adalah pemimpin baru untuk Indonesia. Ia sederhana Dan cerdas," ujar Obama sebagaimana dituturkan Inung Nugroho, wartawan ABC, Australia.

Warnaislam.com — Presiden Barack Hussein Obama menilai, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid adalah tokoh muda yang cemerlang Dan pemimpin baru bagi Indonesia."Di Mata Obama, tokoh PKS ini adalah pemimpin baru untuk Indonesia. Ia sederhana Dan cerdas," ujar Obama sebagaimana dituturkan Inung Nugroho, wartawan ABC, Australia

Presiden Barack Hussein Obama menilai, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid adalah tokoh muda yang cemerlang Dan pemimpin baru bagi Indonesia."Di Mata Obama, tokoh PKS ini adalah pemimpin baru untuk Indonesia. Ia sederhana Dan cerdas," ujar Obama sebagaimana dituturkan Inung Nugroho, wartawan ABC, Australia.

Inung menjelasakan, komentar itu meluncurkan dari mulut Obama ketika IA menyelenggarakan acara talk Shaw pada 2004 yang dihadiri Obama-saat itu IA masih sebagai senator- para tokoh partai politik, pengamat, Dan United Nation Development Programme (UNDP).

Menurutnya, Obama terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS) lantaran IA berguru dari kepribadian Hidayat Nur Wahid. "Obama melihat mantan Presiden PKS ini sederhana, pintar, Dan visi kenegaraannya bagus. Obama belajar dari pribadi Dr. Hidayat Nur Wahid," kata wartawan yang juga seniman ini.

Sosok Dan pemikiran Hidayat, sambung dia, kini dibutuhkan Indonesia sebagaimana Obama dibutuhkan AS. "Muda, energik, Dan mampu memelihara kerukunan bangsa," tegasnya.

Pandangan serupa disampaikan seniman senior Solo, Agus Sunaryo Damarhusada, saat peluncuran Dan pelantikan “Sahabat Hidayat”, di Gedung Wayang Orang Sriwedari, Solo, Senin 29 Desember 2008. Menurutnya, Hidayat merupakan tokoh bangsa yang sederhana. Dari kesederhaannya itu adalah keistimewaannya. "Tiada keistimewaan melainkan kesederhaan. Tiada kesederhaan melainkan keistimewaan. Bapak Hidayat Nur Wahid itu orangnya sederhana, tinggal memperbanyak sahabatnya," ujarnya.

Ayah tiga anak ini mengaku bukan anggota Partai Keadilan Sejahtera (PKS)। Tapi sebagai warga negara, IA merasa kagum dengan kehadiran Hidayat di panggung politik. "Ia bersih Dan patut memimpin negeri ini. Negara Dan bangsa ini menjadi sejahtera, susah, aman, damai, konflik, Dan sebagainya tergantung pemimpinnya," imbuhnya. (Saifuddin)
http://smsplus.blogspot.com/2008/12/obama-hidayat-nur-wahid-tokoh-muda.html

Tokoh Muda Terpopuler


Nama Adhyaksa Dault di kalangan pemuda semakin populer. Dalam sebuah jajak pendapat tentang Tokoh Pemuda Paling Populer yang dilakukan Lembaga Penelitian Reform Institute, menteri Pemuda dan Olagraga itu mendapat pilihan tertinggi, yakni sebesar 7,4 persen.

Survei yang melibatkan sebanyak 2.473 responden dari seluruh Indonesia itu menanyakan ‘Siapakah Tokoh Muda yang Anda Kenal?’ Hasilnya, 7,4 persen responden memilih Adhyaksa Dault. Dalam jajak pendapat itu, menteri ini mengalahkan tokoh-tokoh muda nasional lainnya, seperti Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (4,9 persen), Sekjen PDIP, Pramono Anung (3,7 persen), Sekjen PKB, Yeni Wahid (3,6 pesen), Anas Urbaningrum (2,3 persen), serta Presiden PKS, Tifatul Sembiring (1,1 persen).

Survei itu digelar menurut Direktur Eksekutif Reform Institute, Dr Yudi Latif, merujuk pada keinginan sebagian besar masyarakat agar tokoh muda tampil dalam Pemilih Presiden tahun depan. ”Jika para tokoh muda tidak tampil bangsa Indonesia dikhawatirkan tidak akan pernah memiliki rasa percaya diri dalam melakukan regenerasi,” ujar Yudi, Selasa (18/3). Ia mengakui bahwa semua tokoh pilihan responden itu memiliki kelebihan masing-masing yang patut diperhitungkan.

Dalam surei itu, kata Yudi, juga ditanyakan alasan mengapa mereka memilih seseorang. Umumnya pilihan responden berdasarkan program, azas, dan ideologi. Lantas apa tanggapan Adhyaksa Dault atas hasil jajak pendapat tersebut? ”Alhamdulillah. Terima kasih atas kepercayaan masyarakat kepada saya,” kata Menpora ini. ”Tugas yang saya emban, saya jalankan dengan iklas.”

Adhyaksa mengakui lahirnya gerakan reformasi telah menumbuhkan tokoh-tokoh muda calon pemimpin bangsa masa depan. Pemerintah dan masyarakat, kata dia, harus segera berkomitmen untuk mengembangkan gerakan pemuda ke arah yang lebih baik. ”Oleh karena itu pemuda harus siap baik dari segi ilmu pengetahuan maupun mental untuk memimpin bangsa ini,” ujar mantan ketua umum KNPI ini. रूज़

http://ainspirasi.wordpress.com/2008/03/19/tokoh-muda-terpopuler/

Survei: Tokoh Muda Tidak Populer


Selasa, 30 Desember 2008 | 14:48 WIB

JAKARTA, SELASA — Menjelang Pemilu 2009 belum ada tokoh muda di bawah 50 tahun yang mampu menyaingi kepopuleran tokoh senior, seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, dan Hamengku Buwono X.

Hal tersebut terungkap dalam survei yang dilakukan Reform Institute pada 13-25 November 2008, dengan 2.500 sampel yang tersebar di Indonesia. "Artinya, kepemimpinan muda belum mampu berkompetisi secara langsung dengan pemimpin dari kalangan tua yang usianya di atas 50 tahun," ujar peneliti Reform Institute Khalid Novianto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (30/12).

Dalam hasil survei tersebut, sebanyak 42,18 persen memilih SBY, disusul Megawati 16,67 persen, dan Sri Sultan HB X dengan 10,48 persen. Parahnya, tidak satu pun tokoh muda yang masuk dalam daftar pilihan responden.

Padahal, 65,70 persen responden menginginkan calon pemimpin baru. "Dari sini terungkap, aspirasi responden akan pentingnya tampil pemimpin baru," ujarnya.

Ketiadaan generasi muda yang tidak mampu bersaing dengan seniornya, mengakibatkan sebagian besar responden bersikap sebaiknya pasangan presiden-wakil presiden merupakan gabungan senior dan muda.

Hal itu terungkap dari 68,88 persen menginginkan pasangan dari generasi tua dan muda। Sebanyak 17,79 persen generasi tua saja, serta sisanya memilih pasangan muda saja.

http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6390141718512481984

Survei: Tokoh Muda Tidak Populer

Selasa, 30 Desember 2008 | 14:48 WIB

JAKARTA, SELASA — Menjelang Pemilu 2009 belum ada tokoh muda di bawah 50 tahun yang mampu menyaingi kepopuleran tokoh senior, seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, dan Hamengku Buwono X.

Hal tersebut terungkap dalam survei yang dilakukan Reform Institute pada 13-25 November 2008, dengan 2.500 sampel yang tersebar di Indonesia. "Artinya, kepemimpinan muda belum mampu berkompetisi secara langsung dengan pemimpin dari kalangan tua yang usianya di atas 50 tahun," ujar peneliti Reform Institute Khalid Novianto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (30/12).

Dalam hasil survei tersebut, sebanyak 42,18 persen memilih SBY, disusul Megawati 16,67 persen, dan Sri Sultan HB X dengan 10,48 persen. Parahnya, tidak satu pun tokoh muda yang masuk dalam daftar pilihan responden.

Padahal, 65,70 persen responden menginginkan calon pemimpin baru. "Dari sini terungkap, aspirasi responden akan pentingnya tampil pemimpin baru," ujarnya.

Ketiadaan generasi muda yang tidak mampu bersaing dengan seniornya, mengakibatkan sebagian besar responden bersikap sebaiknya pasangan presiden-wakil presiden merupakan gabungan senior dan muda.

Hal itu terungkap dari 68,88 persen menginginkan pasangan dari generasi tua dan muda। Sebanyak 17,79 persen generasi tua saja, serta sisanya memilih pasangan muda saja.

http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/30/14485628/survei.tokoh.muda.tidak.populer

dicari : seorang pemimpin masa depan


Entah apa yang terjadi dalam hidup saya 3 hari ini. Rasa syukur yang sangat mendalam, sebuah perasaan beruntung, 3 hari terakhir saya disodori dengan tontonan yang menarik, bacaan yang menggugah, dan dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa dan berkesempatan berdiskusi dengan mereka. Sebenarnya tidak cuma 3 hari terakhir. Namun, 3 hari terakhir entah kenapa topiknya mengarah pada tema yang nyaris memberikan sudut yang sama : pemimpin masa depan Indonesia. Sungguh, saya sangat beruntung, sekaligus pusing. Tapi *mengutip bahasanya sahabat saya nanang* pusing yang positif.

3 hari yang lalu, saya membaca salah satu blog favorit saya, Mas Imam Brotoseno, yang banyak mengupas tentang 2 pemimpin besar yang pernah dimiliki oleh republik ini, Bung Karno dan Pak Harto. terlepas tema yang diangkat disana, terlepas subyektifitas dan obyektifitas beliau, beberapa tulisan beliau banyak membahas tentang ini. Sayapun lalu jadi menelusuri bahasan sejenis di beberapa sumber, sampai saya juga akhirnya mendownload softcopy buku Pak Habibie, tentang detik-detik menjelang dan masa beliau menjadi Presiden ke 3 di negara ini.

2 hari yang lalu, saya harus ke Bandung untuk suatu urusan. Sambil menunggu keberangkatan, saya membaca Majalah Swa. Tema kali ini adalah tentang CEO, pada businessman papan atas Indonesia. Tulisan ini mengupas sisi lain kehidupan beberapa CEO seperti Rusdi Kirana, CEO Lion Air, Emirsyah Satar, CEO Garuda, Hermawan Kertajaya, CEO MarkPlus, Agus martowardojo, CEO Bank Mandiri dan beberapa tokoh lainnya. Tentang pengorbanan mereka, posisi keluarga bagi mereka, pilihan sulit yang harus mereka ambil. Sebuah potret real tentang kehidupan pribadi pemimpin Perusahaan. Well, read that article make me think, that theres no reason for me to feel i have been do the best. Nop. Saya jadi malu jika ingat bahwa segala upaya yang tengah saya lakukan dalam hidup saya masih belum apa-apa.

Beberapa artikel juga membahas 11 pemimpin level 5, sebuah definisi yang ditulis oleh Jim Collin, sang begawan management dalam bukunya Good to Great, tentang para eksekutif puncak kelas kakap seperti Colman Mockler, CEO Gillete, George Weissman, CEO Philip Morris, atau George Cain, CEO Abbott Laboratories. Mengagetkan buat saya, bahwa CEO of this Century, “The Neutron” Jack Welch, sang CEO General Electric (GE) yang buku dan konsep management nya menginspirasi dan dijadikan acuan oleh banyak tokoh bisnis dunia, tidak berada dalam 11 pemimpin level 5 ini. Yeah, they are not talk about Good CEO, but Great CEO. Colman Mockler, George Weissman, atau George Cain benar-benar the great CEO, benar-benar orang yang from nothing be something, pemimpin yang benar-benar mampu membalik keadaan namun sangat bersahaja bahkan dimasa puncak kejayaannya, dan mampu membalancing kehidupan profesionalnya dengan kehidupan pribadi dan keluarganya. Well, be the great was not an easy things. Dalam bahasa yang serupa namun tak sama, Peter Drucker, sang peletak dasar scientific management menjelaskan perbedaan CEO bagus dan CEO hebat.

Sorenya, setelah melalui meeting yang terus terang tidak menarik buat saya, saya dipertemukan dengan seorang da’i muda asal garut, pemimpin salah satu pesantren disana, keturunan salah seorang tokoh penyebar agama Islam terkemuka sekian abad lalu. Ketika mengakhiri sebuah meeting, duduk diberanda, berkenalan, berbasa basi, tiba-tiba saya terbawa dalam diskusi “ngalur ngidul” yang luar biasa. Berawal dari pertanyaan bodoh saya tentang nama sebuah kelompok atau aliran yang istilahnya tidak saya mengerti, mengalir begitu saja menjadi sebuah diskusi (lebih tepat sebenarnya beliau berbagi ilmu kepada saya) aliran-aliran tasawuf dan tarekat yang berkembang di Indonesia, sejarah perkembangan Islam di Indonesia, kelompok-kelompok besar, pesantren-pesantren, sejarah Kerajaan jaman Prabu Siliwangi, kerajaan demak, kecirebonan, sampai cerita bahwa saat ini ada lebih dari 430 ribu muallaf dari berbagai negara di Bali. Sungguh mencengangkan.

Sebagai orang awam, saya juga mempertanyakan kenapa begitu banyak aliran keislaman di Indonesia, apa yang membedakan, kenapa lalu ada aliran yang katanya (saya tidak berani menjudge karena toh saya tidak mengerti) sesat, dan sebagainya. Sampai kepada sebuah realita bahwa ummat Islam di Indonesia belum memiliki seorang Mufti (istilah ini juga baru saya ketahui waktu itu), seorang pemimpin yang benar-benar mampu menjadi pemersatu.

Disana saya juga bertemu dengan seorang budayawan, berdiskusi tentang industri kreatif, kekuatan bangsa yang didasari pada kearifan lokal, tentang betapa andai kita mau menyisihkan sedikit waktu untuk memahami sejarah kita sendiri, menggali akar kejayaan dan kekayaan budaya kita, akan lebih mudah bagi kita untuk kembali pada kejayaan, bukannya malah seperti tidak percaya diri lalu menghabiskan bermilyar-milyar untuk studi banding ke luar negeri, meski tentu saja ini tetap perlu dilakukan. Bahwa bangsa ini pernah sangat jaya, tidak hanya sekali, dan memiliki pemimpin yang mampu menyatukan Nusantara.

Malamnya, saya menonton diskusi Hermawan Kertajaya (HK) dan Aa’ Gym. Selain perspektif yang saya tulis di tulisan sebelumnya, diacara itu saya juga melihat, betapa “tekanan” yang dilakukan oleh HK kepada Aa’ Gym terkait kontroversi kehidupan beliau pasca memutuskan menikah kembali, saya melihat ada harapan yang besar dari seorang HK kepada Aa’Gym untuk kembali bangkit, agar Aa’Gym membuktikan bahwa konsep “management qalbu” beliau adalah sebuah konsep yang luar biasa, melebihi berbagai konsep management dan marketing yang pernah ada. Cukup mengagetkan bagi saya, ketika HK yang mengaku kagum dengan figur seorang Aa’ Gym, mencontohkan Rasulullah sebagai seorang figur pemimpin yang sangat komplit. HK menyatakan, Nabi Muhammad tidak hanya seorang pembawa pesan Tuhan/nabi, seorang ahli spiritual, namun juga seorang panglima perang yang luar biasa, kepala keluarga yang arif dan pebisnis yang profesional. Sungguh mengagetkan buat saya ketika seorang HK yang notabene non muslim menyatakan bahwa hanya umat Islam yang memiliki pemimpin agama yang sangat komplit, yang dalam istilah saya adalah seorang generalis, seorang yang sangat komplit, bukan hanya seorang specialyst penyampai pesan Tuhan (The Messanger). HK juga dengan lugas menyatakan, bahwa Aa’ Gym tidak hanya memberikan kesejukan bagi ummat Islam, namun bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahwa Aa’ Gym adalah salah seorang tokoh, seorang pemimpin yang diharapkan mampu memberikan angin perubahan dan perbaikan bagi Bangsa Indonesia. Pertanyaan-pertanyaan HK yang mungkin terlihat menyudutkan, dimata saya adalah manifestasi kegemasan dan harapan yang luar biasa agar Aa’ Gym mampu kembali menjadi panutan, pemimpin bangsa dari sudut pandang tertentu.
Kekaguman HK terhadap Aa’ Gym dan Muhammad Rasulullah disatu sisi seakan menampar saya. Sungguh lucu jika ummat Islamnya sendiri, tidak mengagumi junjungannya sendiri.

Kemaren, setelah meeting di sebuah kementrian, saya dengan seorang teman diskusi ngalur ngidul, bicara bisnis, tiba-tiba bergeser menjadi cerita tentang masa pergerakan jaman tahun 97-98, tahun 66, tahun 45, dan pergerakan mahasiswa sekarang. Tiba-tiba bergeser memahami profil 2 tokoh besar presiden kita, membahas buku suluk Syekh Siti Jenar tulisan mas Agus Sunyoto (saya sudah pernah liat buku itu jaman kuliah, tapi ngga baca. Dan kali ini teman-teman merekomendasikan buku ini untuk saya), tentang sejarah masuknya agama-agama di Indonesia dan proses menyatunya dengan budaya masyarakat, tentang sejarah masuknya Islam pasca peristiwa karbala, tentang jaman kekhalifahan Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali dan kembali kepermasalahan Indonesia, tentang betapa complicated-nya masalah bangsa ini. Lagi-lagi, Indonesia benar-benar butuh seorang pemimpin besar, sebagaimana kejayaan Ken Arok, Prabu Siliwangi, Hayam Wuruk dan Gajah Mada, serta Soekarno dan Hatta. Tidak sekali bangsa ini menjadi penguasa, sangat strong di percaturan Internasional. Lalu ada apa dengan Indonesia saat ini?.

Beberapa minggu yang lalu, saya juga berkesempatan menggali ilmu dari seorang mantan Pangdam Siliwangi. Jika selama kuliah di malang teman-teman saya lebih banyak menambah galeri pengetahuan tentang masa jaya Majapahit, kali ini saya mendapatkan lebih banyak wacana tentang kejayaan Prabu Siliwangi, yang sangat sulit untuk ditaklukkan oleh Majapahit, sampai terjadinya perang bubat. Tentang prabu Siliwangi yang juga merupakan seorang tokoh yang complit, seorang pemimpin, ahli strategi perang, dan juga agamawan yang kuat. Tentang pengertian “Sunda” itu ternyata bukan hanya menjelaskan area di Jawa barat, tapi pengertian wilayah Sunda secara historis itu mencakupi area Asia Tenggara. Saya sempat tertawa geli sekaligus malu. Saya asli Bukittinggi, Sumatera Barat, besar di Malang, mempelajari sejarah jawa, sekarang di Jakarta, banyak diceritakan tentang sejarah betawi dan Sunda. Tiba-tiba jadi terpikir, siapa leluhurku? Jadi ingat sebuah tulisan yang masih berupa judul, karena belum ada ispirasinya. Ingin rasanya mengangkat dan melakukan analisa tentang kebangkitan melayu. Makanya, saya pernah posting di blog Bang Yusril, agar suatu saat beliau mengangkat topik kebangkitan Melayu.

Dan, hari ini, saya membaca tulisan Pak Sawali, tentang potret guru. Dimata saya, tulisan itu justru mengingatkan saya pada tontonan Aa’ Gym. Pak sawali, meski saya tidak kenal dekat namun dari tulisan-tulisannya saya yakin beliau adalah salah satu figur guru yang luar biasa, justru merasa belum berbuat apa-apa. Pak sawali, dimata saya, anda juga figur pemimpin di dunia pendidikan, layaknya saya memandang seorang Aa’Gym. Andai semua guru berintrospeksi seperti anda.

Diskusi kemaren memang berakhir dengan sebuah kondisi, betapa complicated-nya kondisi bangsa kita. Betapa dibutuhkan pemimpin yang sangat komplit, seorang spiritualis, negarawan, politisi, businesman yang benar-benar mengerti akar dari bangsa Indonesia. Pemimpin yang mampu *mengutip kalimat Naga Bonar* “maling pun tergugah nasionalismenya. Betapa dibutuhkan pemimpin yang mampu merangkai kembali puzzle, sobekan-sobekan, yang perlu dirangkai menjadi utuh. Saya sempat jadi seperti umumnya kita yang patah semangat tentang kemungkinan Indonesia mencapai kejayaannya, namun toh semua menjadi tidak penting. Kita tetap perlu optimis. Sejarah mencatat, Indonesia adalah bangsa besar.
so, dimanakan pemimpin masa depan Indonesia saat ini?

http://www.edo.web.id/wp/2008/01/23/dicari-seorang-pemimpin-masa-depan/