Senin, 23 Februari 2009

Kalla Bertemu SBY Empat Mata, Sepakat Jaga Hubungan Hingga Akhir Periode Pemerintahan

BOGOR - Bola liar tentang pencapresan Jusuf Kalla serta memanasnya hubungan antara Partai Golkar dan Partai Demokrat langsung didinginkan oleh tokoh kunci kedua partai tersebut. Tadi malam Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengadakan pertemuan empat mata di kediaman SBY di Puri Cikeas Indah.

Keduanya sepakat menjaga hubungan hingga akhir periode pemerintahan. Wapres tiba di Cikeas pukul 21.00. Kali ini mobil JK tidak memakai pelat nomor RI 2, melainkan B 1052 BD. Itu menandakan materi pembicaraan tidak sebatas urusan presiden dan wakil presiden, tapi juga urusan yang lain.

Sebelum berangkat ke Cikeas, JK sempat menjawab pertanyaan wartawan tentang rencana pertemuannya dengan SBY. Menurut JK, pertemuan antara presiden dan wakil presiden biasa terjadi. ''Tapi, soal agendanya apa, saya belum bisa menyampaikan,'' katanya setelah menerima mantan PM Finlandia Martti Ahtisaari tadi malam.

Wartawan yang meliput pertemuan tersebut tidak diperkenankan masuk ke areal perumahan Puri Cikeas Indah. Terpaksa dalam keadaan hujan gerimis, puluhan wartawan menunggu di pintu gerbang. Setelah 45 menit, rombongan JK meninggalkan kediaman SBY. JK pun sempat melambaikan tangan ke arah wartawan.

Keterangan pers terkait pertemuan SBY-JK disampaikan Juru Bicara Presiden Andi Mallarangeng. Menurut Andi, ada tiga agenda yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Yakni, evaluasi Aceh, laporan kunjungan ke luar negeri Wapres, dan masalah hubungan Partai Golkar dan Partai Demokrat.

''Keduanya sepakat menjaga hubungan baik antara partai Golkar dan Partai Demokrat,'' katanya. ''Presiden dan Wapres juga sepakat menjaga hubungan dan mengurangi misunderstanding hingga akhir periode,'' lanjutnya.

Andi mengakui bahwa pertemuan SBY dan JK tadi malam merupakan pertemuan pertama sejak JK tiba dari kunjungan luar negeri pada 15 Februari. Namun, kata Andi, meski belum sempat bertemu, presiden dan wakil presiden berkomunikasi melalui telepon.

''Pertemuan dilakukan malam ini (tadi malam, Red) karena memang ada waktunya malam ini. Besok (hari ini, Red) presiden melakukan kunjungan kerja ke Aceh,'' kata Andi.

Andi mengakui, saat Wapres melakukan kunjungan ke luar negeri dari 31 Januari hingga 15 Februari, sempat muncul beberapa masalah. Akibatnya, sempat terjadi sedikit misunderstanding antara jajaran Partai Demokrat dan Partai Golkar. ''Itu biasa. Pada dasarnya hubungan Golkar dan Demokrat sangat baik. Pak SBY pernah bilang, seandainya Pak JK waktu itu ada di Jakarta, tidak akan ada masalah (pernyataan Wakil Ketua Umum Demokrat Achmad Mubarok tentang kemungkinan suara golkar 2,5 persen, Red),'' katanya.

Dalam pertemuan tadi malam, kata Andi, JK juga menjelaskan dinamika yang sedang terjadi di tubuh Partai Golkar. Tentu saja termasuk polemik calon presiden yang mengemuka di media massa. Dan, presiden maupun wakil presiden, kata Andi, sangat bijak memahami situasi di masing-masing parpol.

Sebelumnya Andi sempat menjelaskan, mengenai kesiapan JK menjadi capres, SBY sangat menghormati. Menurut Andi, pernyataan JK saat itu merupakan urusan internal Partai Golkar. ''Pak SBY maupun Demokrat tidak akan mencampuri. Itu agenda Partai Golkar, kita hormati,'' ujarnya.

Hubungan SBY dan JK mengalami masa surut sejak JK berkunjung ke luar negeri. Pemantiknya adalah pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Achmad Mubarok yang menyebut Golkar hanya akan mendapat 2,5 persen suara pada Pemilu 2009 nanti. JK pun berang dan menyebut Demokrat sedang bermimpi buruk.

Situasi memanas lagi gara-gara JK memperpanjang waktu lawatan ke luar negeri. Kalangan Demokrat pun mengecam agenda luar negeri JK tersebut. JK yang seharusnya pulang pada 12 Februari, baru tiba di Jakarta pada 15 Februari. Beberapa kali agenda pertemuan SBY dan JK batal digelar. Puncaknya, JK menyatakan diri siap menjadi capres dari Partai Golkar pada Jumat (20/2) lalu.

Sementara itu, kesiapan Kalla menjadi capres mendapat respons anggota Dewan Penasihat DPP Partai Golkar Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dia menegaskan bahwa Partai Golkar belum secara resmi memutuskan capresnya. Dengan demikian, pernyataan itu tak lebih dari sekadar ekspresi pribadi Kalla.

''Sebetulnya tidak ada keputusan saat ini untuk menjadikan Pak Jusuf Kalla sebagai capres dari Golkar. Itu hanya image yang muncul keluar,'' kata Sultan dalam acara silaturahmi Yayasan Bhakti Yoga dan Paguyuban Masyarakat Jogjakarta di Kantor Departemen Koperasi dan UKM, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Pusat, kemarin (22/2).

Dalam kesempatan itu, Sultan menjelaskan, proses yang bergulir di internal Partai Golkar baru sebatas penjaringan. DPD-DPD Partai Golkar diminta menominasikan tujuh nama kandidat capres yang akan disurvei pada Maret 2009.

Keputusan capres baru ditentukan paling cepat seminggu setelah pemilu legislatif, 9 April mendatang. ''Penentuan satu nama itu diputuskan lewat Rapat Pimpinan Nasional Khusus (Rapimnasus, Red),'' cetusnya. (tom/pri/aga/nw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar