Jumat, 20 Februari 2009

SBY-JK-Mega Berlaga, Sultan "Kuda Hitam"

JAKARTA, JUMAT — Pernyataan kesiapan Jusuf Kalla menjadi calon presiden, dipastikan akan mengubah konstelasi kompetisi pada pemilihan presiden Juli mendatang meskipun Golkar belum menetapkan secara resmi JK sebagai capresnya. Bagaimana analisis, jika yang maju bertarung sebagai capres adalah SBY, JK, dan Megawati?

Pengamat politik UI Arbi Sanit mengatakan, siapa pun yang bertarung, kunci kemenangan ada pada siapa sosok pendampingnya. Menurut Arbi, "kuda hitam" berada di Sri Sultan HB X.

"Tergantung siapa partnership-nya. Kalau SBY dengan Sri Mulyani, dia kurang politis, lebih kental teknokratnya. Siapa yang dapat wakilnya Sultan, akan menang. Di situ (Sultan) kuncinya. Sultan 'kuda hitam' wapres," ujar Arbi, di Gedung DPR, Jumat (20/2).

Sebagai Raja Jawa, Arbi memandang bahwa Sultan bisa meningkatkan elektabilitas pasangan pada pilpres mendatang. Sebab, tak hanya bisa meraih suara pemilih di Jawa, Sultan juga akan mampu menarik orang Jawa di luar Pulau Jawa. "Selain suara Golkar," lanjut dia.

Bagaimana dengan keinginan kuat Sultan menjadi presiden? Arbi mengatakan, kemungkinan besar Sultan akan berubah pikiran dan menerima tawaran menjadi cawapres. Dengan usianya saat ini, menurut Arbi, tahun 2009 merupakan pintu masuk terbaik bagi Sultan.

"Kalau tunggu lima tahun lagi, dia (Sultan) sudah tua. Secara rasional dia bisa bargaining (dengan SBY, JK, dan Mega). Tapi dengan SBY dia akan lebih mulus," ujarnya.

Bargaining yang dimaksud, Sultan bisa bernegosiasi dengan pasangannya, untuk diberikan kesempatan menjadi RI 1. Dengan SBY, jalan Sultan akan lebih mulus karena pada tahun 2014 SBY tidak akan bisa maju kembali. Sementara dengan JK dan Mega, kesempatannya lebih kecil karena berpeluang bersaing kembali lima tahun mendatang.
sumber: kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar